Bagaimana Media Internasional Membentuk Opini Global atas Serangan Israel-Hizbullah

oleh -52 Dilihat
oleh
Gambar: Patroli Tentara IDF di perbatasan Israel dan Lebanon (Sumber: Deutsche Welle)

Penulis: Aisyah Nurkhasanah*

Pada perkembangan dunia yang modern ini, negara-negara berusaha untuk eksis dalam dunia internasional dengan cara melakukan kerjasama regional maupun berperan sebagai aktor dalam perdagangan guna memperkuat perekonomiannya. Namun hal ini berbanding terbalik ketika masih ada negara yang harus berjuang dalam mengupayakan kemerdekaannya. Dunia internasional saat ini dihebohkan dengan perang yang terjadi antara Israel dengan Palestina, yang disebabkan atas serangan Pasukan Hamas pada 7 Oktober 2023 silam.

Jasa Penerbitan Buku ISBN

Hal inilah yang mendorong konflik di Gaza telah meluas menjadi krisis regional karena terlibatnya pasukan Hizbullah, Lebanon dalam melakukan serangan balasan ke Israel. Diketahui bahwa Pasukan Hizbullah merupakan salah satu sekutu dari Hamas yang memperjuangkan kemerdekaan bagi Palestina atas penjajahan yang dilakukan oleh Israel.

Berbagai media internasional kemudian menyoroti bagaimana penyerangan yang dilakukan oleh Israel tidak hanya menargetkan warga Palestina saja namun juga kepada sekutu Hamas yang ikut turut berperan dalam memberikan serangan balasan ke Israel. Salah satu media internasional yaitu Deutsche Welle (DW) asal Jerman, juga turut memberitakan isu yang ada di Timur Tengah khususnya penyerangan Tentara IDF, Israel Lebanon. Pada pemberitaan yang dibagikan oleh media DW, mereka lebih menyoroti mengenai isu kemanusiaan dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Tentara IDF, Israel kepada warga sipil Lebanon.

Israel menyerang Kota di Beirut khususnya pada Rumah Saki (Sumber: Deutsche Welle)

Lembaga penyiaran internasional milik Jerman, yaitu Deutsche Welle (DW), dikenal sebagai media yang independen sehingga berita dan informasinya akan disajikan berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan. Selain itu, media DW dalam memberitakan suatu isu juga tidak memihak sehingga informasi yang disajikan akan membentuk opini tersendiri bagi para pembacanya.

Ketika suatu isu diberitakan oleh media, maka perlu adanya framing dalam menyajikan berita tersebut untuk membantu audiens dalam memahami suatu peristiwa. Melalui framing ini, maka narasi yang disampaikan akan membentuk perspektif baru bagi para audiens dalam menangkap berita yang dimuat. Robert N. Entman, mengemukakan jika ada 4 tahapan dalam melakukan analisis framing dalam menganalisa suatu berita.

Pertama, Define Problems yaitu penyerangan yang dilakukan oleh Tentara IDF, Israel ke Lebanon bertujuan untuk mengincar pasukan Hizbullah yang diduga bersembunyi pada bangunan fasilitas publik, yaitu Lembaga Keuangan di Beirut, Lebanon. Hal ini karena pihak Israel berpendapat jika lembaga tersebut mendanai Pasukan Hizbullah dalam memasok senjata militer. Oleh karena itu, Tentara IDF menargetkan bangunan tersebut untuk menyasar Pasukan Hizbullah yang diduga bersembunyi dibawah Lorong Lembaga Keuangan, Beirut, Lebanon. Selain itu, serangan lain yang dilancarkan oleh pihak Israel juga berdampak pada tewasnya dua wartawan dari jaringan televisi Al-Mayadeen dan satu wartawan dari Al-Manar yang menjadi korban atas serangan tersebut. Disisi lain, penyerangan pada fasilitas publik seperti Rumah Sakit Rafik Hariri, yang terletak di pinggiran Beirut selatan juga turut memunculkan korban jiwa. Atas serangkaian pemberitaan yang disajikan oleh media DW tersebut, maka isu ini menyoroti bagaimana Israel telah banyak melakukan pelanggaran HAM, menimbulkan krisis kemanusiaan, & pelanggaran hukum humaniter internasional.  Oleh karena itu, penyerangan Israel ke Lebanon dapat disebut sebagai “war crime” karena menargetkan warga sipil serta fasilitas publik yang dilindungi dan diatur dalam Hukum Humaniter Internasional.

Kedua, Diagnose Causes hubungan konfliktual antara keduanya didukung dengan fakta bahwa mereka telah berkonflik sejak tahun 1982 ketika Israel menduduki Lebanon. Oleh sebab itu, penyerangan yang dilakukan oleh Israel ke Lebanon merupakan domino effect yang ditimbulkan dari keinginan Pasukan Hizbullah yang gencar dalam mendukung kemerdekaan Palestina atas jajahan Israel. Hubungan keduanya kembali memanas ketika Israel menginvansi Lebanon Selatan pada 30 September 2024 dengan menargetkan kelompok Hizbullah dan berhasil menewaskan pimpinan Hizbullah yaitu Hassan Nasrallah. Serangan demi serangan kemudian dilancarkan oleh Israel ke Lebanon sebagai bentuk perlawanan atas kelompok Hizbullah yang ikut campur dalam perang Palestina-Israel. Dalam hal ini, Israel menjadi aktor utama dalam penyerangan di Gaza, Palestina dan juga beberapa wilayah yang menjadi sekutu Hamas, salah satunya ialah kelompok Hizbullah, Lebanon.

Ketiga, Make Moral Judgement, isu Timur Tengah yang sedang disoroti oleh media DW lebih berfokus pada penyerangan Israel ke Lebanon sebagai effect dari Perang Palestina-Israel, dimana pasukan Hizbullah melakukan serangan balasan ke Israel sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah. Media DW lebih menyoroti pada pelanggaran Hukum Humaniter yang kerap kali dilanggar oleh Israel, seperti penyerangan fasilitas publik, tidak adanya perlindungan bagi warga sipil dan jurnalis. Oleh sebab itu, media DW memiliki fokus penyebaran isu pada pelanggaran HAM dan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel, karena aturan perang sudah diatur dalam Hukum Humaniter Internasional.

Keempat, Recommendation Treatment, dalam pemberitaan yang dimuat pada media DW belum ditemukan adanya penyelesaian isu tersebut. Namun, yang ada ialah upaya untuk melakukan gencatan senjata yang difasilitasi oleh PBB  sebagai organisasi internasional yang bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

* Penulis adalah Mahasiswi Universitas Teknologi Yogyakarta, Prodi Hubungan Internasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.