Radar Berita – Sebagai mahasiswa jurusan Hubungan Internasional, penulis memiliki pengalaman unik untuk terlibat dengan masyarakat lokal melalui program pengabdian dari UNDIP (Universitas Diponegoro) yang dikenal sebagai KKN (Kuliah Kerja Nyata). Pada KKN ini, penulis memiliki dua program individu salah satu programnya berjudul “Pemberdayaan Pemuda Karang Taruna untuk Mengembangkan Budaya Desa Pungsari” yang bertujuan menumbuhkan apresiasi dan partisipasi budaya di kalangan pemuda dan anggota masyarakat. Artikel ini akan mempelajari pentingnya inisiatif ini, yang berjalan pada acara bertema “Preserving Cultural Heritage Through Food and Art”.
Warisan Budaya Desa Pungsari
Terletak di Kec. Plupuh, Kabupaten Sragen, Pungsari merupakan sebuah desa penuh dengan warisan budaya dan tradisi yang patut dirayakan. Namun, ketika modernisasi melanda seluruh global, sangatlah penting untuk mempertahankan keunikan identitas Pungsari agar tidak menghilang. Kekayaan budaya desa perpaduan ritual, seni, dan aneka masakan merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Pungsari. Menyadari hal ini, penulis selaku mahasiswa UNDIP telah melangkah untuk melibatkan pemuda dari organisasi Karang Taruna dengan cara yang lebih bermakna mendorong mereka untuk terus aktif, mengambil kepemilikan atas warisan mereka, dan menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap akar budaya mereka.
Rencana Acara: “Preserving Cultural Heritage Through Food and Art”
Acara yang akan datang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara tradisi dan modernitas, menampilkan berbagai kegiatan yang berpusat pada makanan dan ekspresi artistik. Tema tersebut menggarisbawahi pentingnya makanan sebagai artefak budaya dan seni sebagai media pameran.
Tujuan dibuatnya Acara
Tujuan utamanya adalah untuk memberdayakan anggota Karang Taruna dalam memajukan budaya lokal melalui acara yang terorganisir, untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya kepada generasi muda. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam aktivitas budaya dan menciptakan sebuah lingkungan yang inklusif. Selain itu, menciptakan kesempatan bagi penduduk setempat untuk memamerkan dan menjual hidangan tradisional dengan memberi mereka wadah maupun panggung untuk mempromosikan warisan kuliner mereka. Tujuan lainnya, mengubah Desa Pungsari menjadi destinasi budaya sekaligus menarik pengunjung untuk merasakan tradisi unik dari Desa Pungsari.
Melibatkan Aktivitas dan Lokakarya
Acara ini akan menjadi pameran budaya Pungsari yang semarak, dengan memikat penduduk lokal dan pengunjung dari luar. Sekilas kegiatan yang direncanakan:
- Lokakarya, yang akan diselenggarakan bersifat interaktif dengan mengajarkan kerajinan tradisional secara langsung seperti membatik, metode memasak, gejog lesung, mural (sebuah lukisan diaplikasikan ke tembok).
- Pertunjukan Budaya, Seni dan musik akan menjadi pusat acara, melalui talent lokal menampilkan tarian dan lagu tradisional untuk mengedukasi dan menghibur pengunjung.
- Food Fair atau Pameran Makanan, selama acara berlangsung akan ada pameran kuliner dengan menampilkan kios-kios yang dikelola oleh penduduk setempat yang menawarkan hidangan tradisional yang menggugah selera, menjadikannya sebuah pengalaman gastronomi yang otentik.
Dampak yang Diharapkan pada Masyarakat Desa Pungsari
Dampak dari inisiatif ini diperkirakan akan sangat besar. Dengan memberdayakan pemuda lokal, Pungsari dapat menyaksikan kebangkitan minat terhadap seni dan budayanya. Proyek ini tidak hanya bertujuan memperkuat keterampilan organisasi dan kepemimpinan mereka tetapi juga menumbuhkan kerjasama dan kreativitas.
Acara ini juga merupakan ajakan untuk bertindak bagi masyarakat setempat, mendorong partisipasi dari semua kelompok umur. Anggota masyarakat yang sadar budaya akan diundang untuk berbagi cerita dan pengetahuan mereka, serta melestarikan sejarah lisan Pungsari sambil mempromosikan dialog antar generasi.
Dengan menampilkan kekayaan budaya kepada wisatawan, inisiatif ini dapat menghasilkan manfaat ekonomi melalui peningkatan pariwisata. Visibilitas yang diperoleh dari acara ini menjanjikan untuk menempatkan Desa Pungsari di peta wisata budaya, serta memberikan keuntungan bagi vendor dan pengrajin lokal.
Kesimpulan
Memberdayakan pemuda di organisasi Karang Taruna untuk mengembangkan semarak budaya Pungsari melalui acara “Preserving Cultural Heritage Through Food and Art” menawarkan sebuah kesempatan untuk melibatkan antar generasi dan perayaan budaya.
Saat penulis merancang acara budaya ini, penulis mendorong semua orang termasuk penduduk setempat, pelajar, dan pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dan mendukung upaya ini. Bersama-sama dari aktivitas ini, kita dapat memastikan bahwa keragaman warisan budaya Desa Pungsari tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang, memperkaya masyarakat kita dan terus menginspirasi generasi yang akan datang. Mari rangkul warisan kita dan memamerkan keindahan kepada dunia
Penulis : Nucleus Ranggi Purnama
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : FISIP Universitas Diponegoro