Desa Beji, yang terletak di Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, ketiadaan papan pembatas wilayah yang jelas. Kurangnya petunjuk untuk RT, RW, serta tempat-tempat penting seperti rumah sakit menjadi isu utama yang dirasakan oleh penduduk setempat maupun pendatang. Ketiadaan ini memicu kebingungan bagi masyarakat pendatang dan kurangnya efisiensi navigasi di dalam desa, yang berdampak pada kenyamanan dan produktivitas sehari-hari.
Papan pembatas wilayah merupakan elemen penting dalam tata kelola sebuah desa. Fungsi utama dari keberadaan papan ini yakni memfasilitasi orientasi bagi pengunjung maupun penduduk lokal, menjadikan proses menemukan lokasi tertentu lebih efisien dan meminimalisir kemungkinan tersesat. Lebih dari itu, papan pembatas wilayah juga mengemban tugas penting dalam memperkuat identitas lokal. Ketika warga atau pengunjung memasuki Desa Beji dan mengetahui terkait wilayah papan pembatas yang jelas dan representatif, hal tersebut tidak hanya memberikan informasi yang dibutuhkan tetapi juga menggambarkan semangat kebersamaan dan kepribadian desa tersebut.
Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, mahasiswa yang tergabung dalam program KKN (Kuliah Kerja Nyata) memutuskan untuk merencanakan dan melaksanakan proyek revitalisasi papan pembatas wilayah yang juga didukung oleh Belia Dwi Cahya Putri, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Proyek ini bertujuan untuk membuat dan memperjelas penanda-penanda penting dalam desa, sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi warga Desa Beji. Dengan adanya papan pembatas wilayah, diharapkan identitas lokal desa dapat lebih ditegaskan, sementara navigasi antar RT dan RW menjadi lebih mudah dan efisien. Lebih lanjut, proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan rasa bangga terhadap desa, yang secara kolektif akan memperkuat kohesi sosial di antara masyarakat setempat.
Sebelum implementasi program KKN Revitalisasi Papan Pembatas Wilayah di Beji, mahasiswa terlebih dahulu melakukan serangkaian survei menyeluruh. Proses survei ini dilakukan dengan mengidentifikasi batas antar wilayah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Mengingat pentingnya keakuratan dalam penentuan batas wilayah, mahasiswa mengadakan beberapa kunjungan lapangan untuk memastikan mereka memetakan batas dengan tepat dan tidak terjadi tumpang tindih atau kekeliruan. Hal ini tidak hanya membantu dalam memperjelas wilayah administratif desa Beji, tetapi juga menjadi informasi penting bagi pengendara dan pejalan kaki yang melewati daerah tersebut.
Setelah mengidentifikasi batas wilayah, langkah berikutnya adalah menentukan lokasi yang tepat untuk pemasangan papan pembatas wilayah. Pemilihan lokasi ini sangat penting karena harus strategis dan mudah terlihat oleh masyarakat umum. Dalam proses ini, mahasiswa mempertimbangkan faktor keamanan, visibilitas, dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Lokasi yang dipilih harus mampu memberikan panduan yang jelas kepada masyarakat dan meminimalisir potensi kebingungan yang mungkin terjadi jika papan pembatas dipasang di tempat yang kurang tepat.
Survei awal yang dilakukan juga membantu mahasiswa dalam merencanakan kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan program. Dalam perencanaan ini, mahasiswa memperhitungkan berbagai material yang dibutuhkan, seperti tiang, papan tanda, cat, serta alat-alat lainnya. Selain itu, langkah-langkah pelaksanaan program dirancang dengan rinci untuk memastikan efisiensi dan efektivitas proses di lapangan. Hal ini mencakup jadwal pemasangan, alokasi tugas di antara mahasiswa, serta koordinasi dengan pihak desa dan masyarakat setempat.
Dengan prosedur survei dan perencanaan yang matang, program KKN ini diharapkan tidak hanya memperkuat identitas desa Beji tetapi juga meningkatkan kesadaran warga dan pengunjung terhadap batas-batas wilayah administratif yang ada. Secara keseluruhan, langkah persiapan ini merupakan fondasi penting untuk kesuksesan program revitalisasi papan pembatas wilayah di desa Beji.
Pelaksanaan program KKN di Desa Beji melibatkan beberapa tahap utama yang dirancang untuk memastikan papan pembatas wilayah yang jelas dan informatif dapat dipasang dengan efisien. Tahapan awal adalah pembelian bahan-bahan yang diperlukan, seperti tongkat dan triplex. Bahan-bahan ini dipilih berdasarkan kualitas dan daya tahan, mengingat papan pembatas harus mampu bertahan dalam berbagai cuaca.
Setelah bahan-bahan terkumpul, proses selanjutnya adalah pengecatan papan. Dalam tahap ini, para mahasiswa KKN berfokus pada pemilihan cat yang tahan lama dan mudah terlihat. Warna yang kontras dengan lingkungan sekitar dipilih agar papan mudah terlihat. Proses pengecatan dilakukan dengan teliti untuk menghindari hasil yang tidak merata atau cepat pudar.
Setelah proses pengecatan selesai, langkah berikutnya adalah penulisan nama dan informasi pada papan. Ini adalah bagian yang sangat krusial, karena informasi yang tercantum harus jelas dan terbaca dengan mudah, baik oleh pejalan kaki maupun pengendara. Penulisan dilakukan dengan menggunakan teknik dan alat yang memastikan ketahanan terhadap hujan dan panas.
Selanjutnya, papan-papan yang telah siap ini dipasang pada lokasi-lokasi yang sudah disurvei sebelumnya. Survey ini mencakup analisis dan kebutuhan informasi di tiap titik pemasangan untuk memastikan posisi papan tepat dan fungsional.
Dengan tahapan-tahapan yang terencana dan koordinasi yang baik, program pembuatan dan pemasangan papan pembatas wilayah di Desa Beji berjalan lancar. Hasil akhir berupa papan pembatas yang informatif dan jelas ini tidak hanya mempermudah orientasi wilayah bagi pejalan kaki dan pengendara, tetapi juga memperkuat identitas desa secara keseluruhan.
Program revitalisasi papan pembatas wilayah di Desa Beji yang dilaksanakan dalam kerangka KKN memberikan dampak positif yang signifikan terhadap orientasi wilayah. Pemasangan papan pembatas berperan sebagai penanda awal yang dilihat oleh pendatang dan warga lokal, sehingga memberikan informasi yang jelas mengenai batas-batas wilayah desa. Papan pembatas ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda geografis, tetapi juga sebagai simbol identitas lokal yang kuat.
Keberadaan papan pembatas wilayah yang jelas dan terstruktur juga membantu memperkuat identitas masyarakat Desa Beji. Sebagai simbol visual yang mencolok, papan ini menjadi representasi dari dedikasi dan cinta warga terhadap desanya. Dampak positif lebih lanjut terwujud dalam bentuk pemetaan administratif yang lebih efektif, mengurangi potensi sengketa batas dan memfasilitasi pengelolaan wilayah yang lebih baik. Dengan adanya batas yang tegas, pemerintah desa dapat merencanakan dan mengimplementasikan kebijakan pembangunan yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan warga.
Manfaat jangka panjang dari program ini juga tidak dapat diabaikan. Papan pembatas yang memperjelas batas administrasi memperkuat rasa kebanggaan dan kepedulian warga terhadap lingkungan sekitar mereka. Rasa memiliki yang tinggi terhadap desa mereka, yang diwakili oleh papan pembatas ini, mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan dan ketertiban wilayahnya. Ini menciptakan efek domino positif yang meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan terorganisir.
Secara keseluruhan, program KKN revitalisasi papan pembatas wilayah di Desa Beji tidak hanya menyelesaikan masalah orientasi dan administrasi wilayah, tetapi juga memainkan peran krusial dalam memperkokoh identitas lokal dan memberdayakan masyarakat untuk menjaga dan mencintai desanya dengan lebih baik.
DPL: Belia Dwi Cahya Putri, S.T., M.T
Lokasi: Desa Beji, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang