Manfaatkan Limbah Feses Kambing, Mahasiswa KKN Undip Ubah Limbah Jadi Berkah

oleh -2420 Dilihat
oleh
Pelaksanaan Program Multidisiplin Pembuatan Briket dari Feses Kambing, Rabu (07/08) - Sumber : Dokumentasi Pribadi

Radar Berita, Wonogiri (07/08/2024) – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Semarang Tim II 2023/2024 berfokus pada program pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan. Sebagai salah satu program yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan, Mahasiswa KKN Undip di Desa Singodutan membawa inovasi pengolahan limbah feses kambing menjadi briket yang dapat menghasilkan nilai jual.

Briket adalah jenis bahan bakar padat yang dibuat dengan proses pemadatan. Menariknya pada inovasi pembuatan briket yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Undip, bahan utama dari
pembuatan briket berasal dari feses kambing. Pembuatan program kerja ini didasari oleh potensi Desa Singodutan yaitu pada bidang peternakan. Banyaknya hewan ternak yang ada di Desa
Singodutan tentu menyebabkan banyak juga limbah feses hewan ternak. Namun, limbah tersebut belum dimanfaatkan untuk menjadi produk yang bernilai. Menurut penelitian sebelumnya, feses
kambing terbukti menghasilkan briket yang lebih baik dibanding feses ayam maupun sapi.

Jasa Penerbitan Buku ISBN

Oleh karena itu, pembuatan inovasi briket ini berbahan dasar utama dari feses kambing. Pembuatan briket dari feses kambing sejalan dengan 3 poin Sustainable Development Goals
(SDGs) yaitu:

1. Energi Bersih dan Terjangkau

Penggunaan briket dari feses kambing bisa menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar fosil.

2. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Pemanfaatan feses kambing menjadi produk bernilai tambah mendorong adanya ekonomi sirkular.

3. Penanganan Perubahan Iklim

Penggunaan briket dari feses kambing dapat mengurangi emisi gas rumah kaca karena menghasilkan asap yang lebih sedikit dibanding bahan bakar fosil. Pembuatan briket dari feses kambing melalui lima langkah utama yaitu pengeringan, penumbukan, pencampuran, pencetakan dan pengeringan. Feses kambing yang telah diambil dikeringkan dibawah sinar matahari kurang lebih 2-3 hari. Kemudian, feses kambing tersebut ditumbuk sampai halus. Setelah itu, campurkan tiga bahan utama yaitu kotoran kambing dan serbuk gergaji dengan perbandingan 1:3. Kemudian, campurkan juga tepung tapioka sebagai bahan perekat. Setelah dicampurkan, hasil pencampuran tersebut kemudian dicetak pada besi alumunium dan dijemur pada sinar matahari 2-3 hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Setelah dijemur, briket sudah bisa digunakan untuk pembakaran layaknya seperti arang. Pembakaran yang dihasilkan oleh briket juga lebih tahan lama daripada arang pada umumnya. Pemanfaatan limbah feses kambing menjadi briket memberikan manfaat baik dari segi lingkungan, ekonomi maupun kesehatan. Dari sisi lingkungan, briket yang berasal dari feses
kambing dapat mengurangi volume limbah dan mencegah pencemaran lingkungan. Dari sisi ekonomi, briket dari feses kambing dapat memberikan peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat karena mengubah limbah menjadi bernilai ekonomis. Kemudian dari sisi kesehatan, briket dari feses kambing dapat mengurangi risiko masyarakat terkena penyakit pernapasan
karena briket dari feses kambing menghasilkan asap yang lebih sedikit daripada pembakaran dengan kayu bakar.

DPL : Rully Rahadian, M.Si., Ph.D
Lokasi : Desa Singodutan, Kec. Selogiri, Kab. Wonogiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.