Radar Berita, Nasional – Sebagai upaya pencegahan stunting, UPTD Puskesmas Selogiri Kabupaten Wonogiri meluncurkan program inovasi kesehatan dalam rangka upaya penurunan angka stunting di wilayah kecamatan Selogiri kabupaten Wonogiri.
Bapak Joko Sutopo Bupati Wonogiri menyampaikan pada saat kegiatan REMBUK STUNTING bahwa pada tahun 2022 Balita penderita stunting di Wonogiri sejumlah 5.135 anak. Sedangkan di tahun 2024 ini sudah turun menjadi 4.737 anak, hal ini dimuat pada situs resmi humas pemerintah daerah. Walaupun sudah terjadi perbaikan, tentu upaya pencegahan dan penanganan stunting harus tetap dilakukan. Hal ini juga sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia 2030, Dimana didalamnya terdapat agenda pengentasan angka stunting, terlebih lagi dengan Visi Misi besar Indonesia emas 2045, tentunya kita perlu untuk meminimalisir penderita gizi buruk atau Stunting, demi memperoleh kualitas SDM yang baik.
Ahli gizi UPTD Puskesmas Selogiri menjelaskan “salah satu kendala besar yang dialami oleh anak dalam kaitanya dengan intake nutrisi adalah keengganan anak tersebut untuk makan dikarenakan permasalahan gigi, baik itu sakit gigi, maupun permasalahan gigi lain yang sering dialami oleh anak”. Bahwa meskipun pihak UPTD Puskesmas sudah berupaya untuk menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang membutuhkan, namun dalam prakteknya ada beberapa balita yang kesulitan untuk makan akibat dari sakit gigi yang dialami.
Kepala UPTD Puskesmas Selogiri, dr Anita mengatakan inovasi VERSEGI LEMON (Video Edukasi Prasekolah Kesehatan Gigi dan Lembar Monitoring Kesehatan Gigi) telah diterapkan sejak tahun hingga saat ini dengan sasaran pada anak pra sekolah beserta orang tua/wali wilayah kerja UPTD Puskesmas Selogiri antara lain di KB/PAUD/TK, Posyandu dan Kelas Ibu Balita. Dan telah terbukti membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran orangtua terhadap pentingnya menjaga kesgilut anak usia prasekolah.
Selanjutnya, atas dasar hal tersebut, UPTD Puskesmas Selogiri melalui tim Inovasi berusaha untuk meberikan suatu program yang nantinya dapat dengan mudah untuk diaplikasikan oleh seluruh lapisan masyarakat dalam upaya untuk mencegah terjadinya stunting, melalui upaya promotif dan prefentif (pencegahan) permasalahan gigi dan mulut serta berkembang ke upaya kuratif (penindakan/pengendalian).
Inovasi yang dikembangkan oleh UPTD Puskesmas Selogiri melalui Tim inovasi drg Nisa Nafi’ah Oktaviani , adalah suatu program prefentif dan promotive terpadu, yang berupa Video edukasi, lembar monitoring dan evaluasi kesehatan, lagu interaktif edukasi sikat gigi, serta upaya painless injection yang berguna untuk mengurangi rasa takut anak kepada pemeriksaan dokter gigi, yang selanjutnya program Inovasi ini disebut sebagai VERSEGI LEMON (Video Edukasi Prasekolah Kesehatan Gigi dan Lembar Monitoring Kesehatan Gigi).
Kemudahan pengaplikasian program menjadi senjata terbesar bagi program ini, hal ini bisa terjadi dikarenakan seluruh materi video, dan lembar monitoring telah terupload pada seluruh laman media sosial milik UPTD Puskesmas Selogiri antara lain Youtube, Instagram dan Tiktok, hal ini diharapkan seluruh lapisan masyarakat mampu dengan mudah menjangkau informasi yang dibutuhkan sehingga dapat sesegera mungkin mengaplikasikan seluruh langkah pencegahan penyakit gigi dan mulut sejak dini.
Dalam momen yang lain drg Nisa Nafi’ah O, selaku penggagas program menyampaikan bahwa pelaksanaan program ini telah berjalan sejak tahun 2023 dengan dampak yang cukup memuaskan. Hal ini nampak dalam evaluasi kesehatan gigi dan mulut anak usai pra sekolah sebelum dan setelah pelaksanaan program.
“Alhamdulillah program ini dapat berjalan dengan cukup memuaskan, tentu saja ini semua bisa terjadi karena seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, anytara lain Lintas Sektor, Pak Camat, Kepala Desa, Guru TK/KB/PAUD, Kader Kesehatan serta antusiasme orang tua/wali siswa yang sangat tinggi, sehingga timbal balik yang diberikan bisa sangat positif” ujar drg Nisa.
Bahkan, menurut drg Nisa, ada beberapa Puskesmas lain di kabupaten Wonogiri yang telah menunjukkan minatnya untuk mengaplikasikan program serupa di wilayah kerja masing-masing, dikarenakan besarnya potensi program ini.
Diharapkan inovasi ini bisa memberikan dampak positif yang massif terhadap upaya penanggulangan resiko stunting dari aspek kesehatan gigi dan mulut anak usia pra sekolah. (Wandi)