Radar Berita, Garut – Egi Setia Permadi, content creator dan anggota Smilling West Java yang dikenal aktif mempromosikan pariwisata di Jawa Barat, baru-baru ini membuat gebrakan dengan kritik tajamnya terhadap kondisi jalan rusak di Kabupaten Garut. Lewat media sosial, Egi menggandeng pihak kecamatan untuk menyebarluaskan keluhan masyarakat dari lima desa di Kecamatan Talegong, yang sudah lama merasakan dampak buruk dari jalan yang rusak.
Jalan tersebut membentang sepanjang 18 km dari selatan ke utara wilayah Talegong dan melintasi tiga Desa yaitu Mekarmulya, Selaawi, dan Mekarwangi serta dua kedusunan, Kedusunan Pamorotan dan Datarmala di Desa Sukamulya.
Egi menyampaikan bahwa, “Jalan ini adalah akses utama bagi sekitar 16.000 warga dari empat desa dan dua kedusunan, menghubungkan mereka dengan 130 hektar lahan padi, 36 hektar lahan palawija, serta fasilitas pendidikan dan obyek wisata,” ujar Egi saat diwawancarai by phone, Sabtu (17/8/2024)
Ironisnya, meski jalan ini merupakan urat nadi kehidupan bagi banyak orang, kondisinya kini sangat memprihatinkan. Rekonstruksi terakhir yang dilakukan pada tahun 2015 tidak diikuti dengan pemeliharaan yang memadai. Perbaikan minor yang dilakukan tidak cukup untuk mengembalikan fungsi jalan sebagai sarana vital bagi masyarakat.
“kondisi ini bukan hanya sekadar keluhan pribadi, melainkan suara dari ribuan warga yang selama ini terabaikan,” tutur Egi.
Dalam tahun politik menjelang Pilkada 2024, Egi memanfaatkan media sosial sebagai saluran untuk menyoroti kinerja kepala daerah dan jajarannya, terutama dalam pembangunan infrastruktur jalan. Melalui media sosial, kritik ini disampaikan dengan cara yang kreatif, menjangkau audiens yang lebih luas dan cepat.
“Saya mewakili masyarakat pengguna jalan ini yang selama ini tidak bisa menyuarakan keluhan mereka secara langsung,” tambah Egi. Melalui media sosial, kami berharap suara kami didengar dan mendapatkan perhatian yang seharusnya.”
Dengan semakin dekatnya Pilkada 2024, kritik Egi bisa menjadi salah satu bentuk evaluasi terhadap kinerja para incumbent dalam hal pembangunan infrastruktur. Di tengah ketidakpastian politik, media sosial memberikan platform bagi masyarakat untuk menyuarakan harapan dan tuntutan mereka terhadap perbaikan kondisi yang sudah lama mereka impikan.
“Melalui media sosial, kami berharap suara kami didengar dan mendapatkan perhatian yang seharusnya,” tutup Egi.
Dokumintasi Vidio Klik Disini