Bantaeng, Sulawesi Selatan – Tim Pengabdian Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), yang terdiri dari dosen Universitas Muslim Maros (UMMA) dan Universitas Muhammadiyah Sinjai bersama beberapa mahasiswa pertanian UMMA, telah berhasil melaksanakan pelatihan inovatif dalam bidang pertanian dengan tema “Penggunaan Microbubble dan Ro Drip Irrigation Teknologi Pada Budidaya Cabai Merah Besar.” Kegiatan yang berlangsung pada 7 September 2024 ini merupakan bagian dari upaya untuk memodernisasi praktik pertanian lokal dan didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui program PKM tahun pendanaan 2024.
Dalam pelatihan ini, Tim PKM yang diketuai oleh Napsawati, S.Si., M.Pd., dengan anggota Dr. Nining Haerani, S.P., M.P. dan Dr. Asri, S.P., M.P., memperkenalkan teknologi Microbubble dan Ro Drip Irrigation. Teknologi Microbubble merupakan inovasi dalam pemberian oksigen pada akar tanaman secara lebih efisien. Teknologi ini menggunakan partikel udara berukuran mikro yang lebih mudah diserap oleh tanah, sehingga meningkatkan penyerapan oksigen oleh akar tanaman. Hal ini mempercepat metabolisme tanaman, memaksimalkan fotosintesis, dan meningkatkan pertumbuhan.
Sementara itu, Ro Drip Irrigation (Reverse Osmosis Drip Irrigation) menawarkan solusi untuk distribusi air yang lebih efisien dan terkendali. Sistem ini tidak hanya menghemat air hingga 50%, tetapi juga memastikan penyaluran nutrisi yang lebih merata ke setiap tanaman. Dalam konteks budidaya cabai merah besar, kedua teknologi ini terbukti mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen secara signifikan, khususnya di daerah dengan keterbatasan sumber daya air.
Selain penggunaan teknologi Microbubble dan Ro Drip Irrigation, pelatihan ini juga mencakup penjelasan mendalam tentang budidaya cabai merah besar yang baik dan benar, serta penakaran nutrisi yang tepat sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Tim PKM menekankan pentingnya pemahaman yang holistik mengenai siklus hidup tanaman cabai merah besar, mulai dari proses penyemaian, pemindahan bibit, perawatan vegetatif, hingga fase generatif atau pembentukan buah.
Dalam sesi ini, para peserta pelatihan diajarkan cara mengenali kebutuhan nutrisi pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Pada fase vegetatif, misalnya, tanaman cabai merah besar membutuhkan lebih banyak nitrogen untuk mendukung pertumbuhan daun dan akar yang optimal. Sedangkan pada fase generatif, penekanan diberikan pada pemberian fosfor dan kalium untuk memperkuat pembentukan buah, meningkatkan kualitas, dan mempercepat pematangan.
Budidaya cabai merah besar, terutama di wilayah dengan curah hujan rendah, sering kali mengalami tantangan serius terkait manajemen air dan optimisasi nutrisi. Melalui teknologi Microbubble dan Ro Drip Irrigation, potensi hasil panen dapat ditingkatkan secara signifikan tanpa mengorbankan kualitas tanaman. Selain meningkatkan hasil, teknologi ini juga membantu mengurangi risiko gagal panen akibat kekurangan air atau pemberian nutrisi yang tidak merata.
Pelatihan ini dilaksanakan pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sarjana Farm di Dusun balalborong Desa Bajiminasa Kecamtan Gantarankeke, Bantaeng,, Sulawesi Selatan dan diikuti oleh petani setempat yang selama ini menghadapi tantangan dalam mempertahankan produksi cabai merah besar di tengah kondisi lingkungan yang berubah. Napsawati menyatakan bahwa salah satu tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memberdayakan petani lokal dengan teknologi terkini, agar mereka dapat mengatasi tantangan produksi dengan solusi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Pelatihan ini mendapatkan respon positif dari para peserta, terutama petani setempat yang selama ini berhadapan dengan kendala dalam pengelolaan air dan nutrisi tanaman. Ketua Kelompok Sarjana Farm, menyatakan bahwa teknologi yang diperkenalkan sangat relevan dengan kondisi lahan yang sering kekurangan air.
“Teknologi Microbubble dan Ro Drip Irrigation sangat membantu kami dalam menghemat air. Di saat-saat kemarau panjang, kami sering mengalami kesulitan untuk menyiram tanaman dengan jumlah yang cukup. Dengan teknologi ini, air yang digunakan jauh lebih efisien dan distribusi nutrisi ke tanaman juga lebih merata,” ujarnya.
Dengan adopsi teknologi Microbubble dan Ro Drip Irrigation, kami optimis petani dapat meningkatkan hasil panen mereka secara berkelanjutan dengan pemanfaatan sumber daya air yang lebih efisien,” ujar Napsawati.
Kegiatan ini menunjukkan pentingnya inovasi teknologi dalam menjawab tantangan pertanian modern, terutama dalam menghadapi peningkatan kebutuhan pangan di tengah keterbatasan sumber daya.