Penulis: Nelis Novitasari
Radar Berita, Yogyakarta, Gizi yang baik merupakan pondasi penting bagi tumbuh kembang anak. Sebagai generasi penerus bangsa, anak-anak memiliki peran penting dalam menentukan masa depan negara. Namun, di Indonesia, permasalahan gizi buruk, stunting, dan malnutrisi masih menjadi tantangan serius yang mengancam kualitas sumber daya manusia, dan untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, pemenuhan gizi anak sejak dini adalah suatu keharusan. Gizi yang baik tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik tetapi juga perkembangan kognitif anak, oleh karena itu, anak yang mendapatkan asupan gizi seimbang akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat, kemampuan belajar yang lebih baik, serta potensi pertumbuhan optimal. Nutrisi seperti protein, vitamin, mineral, karbohidrat, dan lemak sehat juga berperan penting dalam mendukung proses biologis tubuh. Sebaliknya, kekurangan gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti stunting (kondisi anak tumbuh lebih pendek dari standar usianya), anemia, dan gangguan perkembangan otak. Kondisi ini tidak hanya menghambat potensi individu tetapi juga memengaruhi produktivitas bangsa di masa depan. Di Indonesia, tantangan utama dalam pemenuhan gizi anak meliputi faktor ekonomi, pengetahuan, dan akses terhadap makanan bergizi. Banyak keluarga dengan penghasilan rendah tidak mampu menyediakan makanan bernutrisi tinggi untuk anak-anak mereka.
Stunting atau pendek adalah masalah tersembunyi yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), di mana pertumbuhan anak tidak dapat diperbaiki (Trihono, 2015). Stunting dapat mengarah pada kemiskinan dan menciptakan lingkaran setan, karena kekurangan gizi, terutama stunting, dapat meningkatkan angka penyakit dan kematian, serta dampaknya bisa berlanjut hingga dewasa, sehingga dapat meningkatkan risiko bayi baru lahir rendah (BBLR), serta peningkatan infeksi dan penyakit tidak menular seperti hipertensi, kardiovaskular, obesitas, gangguan kognitif, dan juga mengakibatkan penurunan produktivitas serta pendapatan ekonomi (UNICEF, 2015). Menurut Global Nutrition Report 2016, Indonesia menempati peringkat 108 dari 132 negara terkait prevalensi Stunting, serta Indonesia berada di posisi kedua dengan prevalensi Stunting tertinggi setelah Kamboja di kawasan Asia Tenggara (Rocha, Constante Jaime, & Ferreira Rea, 2016). Indonesia juga tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang menghadapi beban ganda gizi, baik berlebih maupun kurang gizi (IFPRI, 2014). Terdapat sekitar 150,8 juta anak atau 22,2% balita di dunia yang mengalami stunting, di mana Indonesia menduduki urutan kelima dengan tingkat stunting tertinggi sebanyak 3,9%, sementara urutan pertama adalah India dengan 31,2% (OMS, 2018)
Di sisi lain, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi menyebabkan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan instan atau junk food yang rendah nutrisi tetapi tinggi kalori. Selain itu, tantangan geografis di daerah terpencil juga membatasi akses terhadap bahan makanan bergizi. Anak-anak di wilayah ini cenderung lebih rentan mengalami kekurangan gizi dibandingkan anak-anak di perkotaan. Upaya unuk meningkatkan gizi anak bangsa memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta yaitu dengan mengadakan kampanye dan program edukasi tentang pentingnya asupan gizi seimbang perlu ditingkatkan. Penyuluhan kepada orang tua dan guru dapat membantu menciptakan kesadaran akan pentingnya memberikan makanan sehat bagi anak-anak. Lalu, meningkatkan akses makanan yang bergizi, oleh karena itu pemerintah perlu memperkuat program bantuan pangan bergizi untuk keluarga kurang mampu, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan pemberian makanan tambahan di posyandu atau sekolah. Mendorong kebijakan yang mendukung produksi, distribusi, dan konsumsi makanan bergizi, hal Ini termasuk subsidi untuk produk pangan bernutrisi tinggi dan pengendalian harga bahan makanan pokok. Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan mengajarkan keluarga bagaimana cara menanam sayuran atau beternak skala kecil dapat membantu menciptakan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Setelah itu, pemerintah dan lembaga terkait harus melakukan pemantauan berkala terhadap status gizi anak untuk memastikan program yang dijalankan memberikan dampak positif. Pemenuhan gizi anak adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Anak-anak yang sehat dan cerdas akan menjadi generasi yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih maju. Oleh karena itu, semua pihak harus berperan aktif dalam mendukung pemenuhan gizi yang baik, mulai dari keluarga, komunitas, hingga pemerintah. Dengan gizi baik, kita tidak hanya membangun tubuh yang kuat tetapi juga menanamkan harapan untuk masa depan yang cerah bagi anak-anak bangsa. Memberikan asupan nutrisi yang baik dan seimbang kepada anak adalah salah satu kunci penunjang perkembangan serta tumbuh kembangnya. Untuk itu, orang tua perlu mengenal macam-macam gizi yang dibutuhkan anak. Dengan memberikan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang sesuai kebutuhannya, pertumbuhan putra-putri Anda tidak terganggu. Sehingga mereka dapat tumbuh menjadi anak sehat serta cerdas. Pertumbuhan anak akan optimal apabila mereka memperoleh kebutuhan gizi secara optimal, meliputi makronutrien serta mikronutrien. Ada tiga nutrisi utama yang menjadi golongan makronutrien, yakni protein, karbohidrat, serta lemak. Protein adalah asupan yang mendukung pertumbuhan fisik pada anak secara optimal, meliputi pertumbuhan jaringan serta otot.
Sumber protein bisa diperoleh dari hewan maupun tumbuhan seperti telur, daging, susu, keju, tempe, tahu, dan lainnya. Karbohidrat merupakan asupan penting sebagai sumber energi agar anak-anak dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan bertenaga, untuk bahan pokok yang mengandung karbohidrat antara lain beras, gandum, tepung, serta kacang-kacangan. Selain karbohidrat dan protein, masa pertumbuhan juga sangat membutuhkan nutrisi dari lemak. Makanan yang kaya akan lemak misalnya minyak, mentega, susu, dan kacang-kacangan. Kebutuhan asupan lemak untuk anak usia 4-18 tahun adalah sebanyak 25-53% dari total kalori per hari. Sedangkan mikronutrien meliputi vitamin serta mineral yang juga penting untuk mendukung tumbuh kembang buah hati sepert makanan dengan kandungan vitamin tinggi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak. Vitamin juga berperan dalam mengatur metabolisme tubuh. Ada banyak jenis vitamin dengan fungsi serta perannya masing-masing. Mineral juga merupakan nutrisi penting dalam proses metabolisme. Karena mineral tidak diproduksi oleh tubuh secara alami, maka harus ada asupan makanan dengan kandungan mineral yang diberikan. Kalsium menjadi zat yang sangat penting untuk pertumbuhan. Peran zat ini sangat penting dalam pembentukan gigi serta kekuatan tulang.
Makanan dengan kandungan kalsium tinggi antara lain susu, keju, jeruk, dan yogurt. Kebutuhan gizi anak tidak sama seperti kebutuhan orang dewasa. Angka kebutuhan gizi (AKG) pada anak juga dibedakan menurut usianya, Usia 0-6 b bulan jumlah kebutuhan gizi yang diperlukan yaitu Karbohidrat 58 gram, Lemak 34 gram, Protein 12 gram, Kalsium 200 mg, Fosfor 100 mg. Lalu, untuk Usia 7-11 Bulan, Karbohidrat 82 gram, Lemak 36 gram, Protein 18 gram, Kalsium 250 mg, dan Fosfor 250 mg. Untuk usia 1-3 Tahun jumlah kebutuhan gizinya yaitu anak Karbohidrat 155 gram, Lemak 44 gram, Protein 26 gram, Kalsium 650 mg, dan Fosfor 500 mg. Untuk usia 4-6 Tahun jumlah kebutuhan gizinya yaitu Karbohidrat 220 gram, Lemak 62 gram, Protein 26 gram, Kalsium 1000 mg, Fosfor 500 mg. Data ini di dapatkan dari artikel kesehatan Bunda Hospital Group, ada juga nutrisi untuk tumbuh kembang anak yaitu kalsium berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi, membantu pembekuan darah, serta menjaga fungsi otot dan syaraf. Kalsium banyak terdapat pada susu, keju, ikan. Lalu, Asam Lemak Esensial berfungsi untuk mengatur sistem saraf, membantu pembentukan sel, memperkuat imunitas, melancarkan peredaran darah. Zat ini banyak terdapat di kacang-kacangan, telur, ikan tuna. Zat besi adalah nutrisi penting untuk pembentukan hemoglobin serta mioglobin.
Makanan dengan zat besi tinggi misalnya ikan, daging, kuning telur. magnesium berfungsi untuk menguatkan tulang, mendukung imunitas, menstabilkan irama jantung. Makanan yang kaya akan magnesium yaitu ikan, tahu, alpukat, pisang, sayuran. Kalium berfungsi untuk mengontrol keseimbangan air, menjaga fungsi otot, hingga menurunkan risiko batu ginjal. Makanan kaya kalium misalnya, susu, pisang, dan tomat. Nutrisi ini berperan menjaga mata tetap sehat, serta membantu pertumbuhan tulang. Untuk dapat menemukan banyak kandungan ini ada di sayuran berwarna cerah, susu, dan hati ayam. Kandungan vitamin C berperan membantu membentuk serta memperbaiki sel darah merah, menjaga kesehatan gusi, meningkatkan imunitas, serta Vitamin C banyak terdapat pada melon, nanas, pepaya, dan jeruk. Zinc dibutuhkan oleh enzim dalam tubuh agar dapat berfungsi optimal. Kandungan yang kaya akan zinc antara lain tomat, bayam, dan brokoli. Maka dari itu memberikan asupan makanan kepada anak tidak hanya memperhatikan seberapa banyak jumlahnya, tetapi juga harus memperhatikan kecukupan nutrisi sesuai kebutuhan anak.